Walaupun film V for Vandetta termasuk film lawas namun film ini sangat menginspirasi bagi orang banyak,termasuk saya hehe... XD
V for Vendetta mengambil latar belakang Inggris di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal ini bermula sesaat pasca-perang dunia
yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak dimana-mana,
kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini
akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama
lain selain satu agama yang ‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap
sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana
seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, seorang individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan propaganda yang dikenal dengan istilah "propaganda by deed". V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para birokrat
dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut
bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan berbagai
alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu episode, V
mengatakan pada publik melalui televisi bahwa, “untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”
Maka aksi V yang dimulai pada tanggal 5 November
dimulai. Tanggal ini sendiri dipilih untuk menghormati tanggal di mana
Guy Fawkes melakukan aksi peledakkan gedung parlemen Inggris pada abad
ke-16 yang gagal—kisah mengenai Guy Fawkes sendiri adalah kisah yang
nyata terjadi. Satu persatu para politikus, yang merupakan sejumlah
tokoh penting dari partai politik
yang berkuasa, menemui ajalnya. Hal ini berkaitan dengan ‘dosa-dosa’
para politikus tersebut pada masa lampau yang telah memilih V sebagai
salah satu korbannya. Plot pemberontakan itu sendiri disusun oleh V
sedemikian rupa sehingga dalam waktu satu tahun (dari tanggal 5 November
ke 5 November tahun berikutnya), yang diharapkan seluruh kekuasaan
fasis akan runtuh.
Dalam film, segalanya berlangsung lancar. Plot demi plot berjalan
dengan mulus, bahkan hingga titik terakhirnya di mana publik dengan
tenang berjalan menuju Trafalgar Square dan berkumpul menyaksikan bagaimana gedung parlemen meledak dan runtuh. Tentara
yang berjaga bahkan tak melepaskan satu tembakan. Semua orang penting
partai yang dianggap berdosa pada masa lampau telah menemui ajalnya di
bawah keadilan yang dibawa oleh V. Sang pemimpin negara, Kanselir Adam
Sutler, tewas ditembak Creedy, komandan pertahanan. Creedy sendiri
kemudian dibunuh V. Semua mulus walau V sendiri akhirnya menemui ajalnya
di tangan para Fingerman, polisi khusus pemerintah.
Sumber: Wikipedia
Ayo update terus...
BalasHapus